Kamis, 10 Januari 2019

Pendidikan Pancasila




Pancasila adalah dasar fisafat Negara Republik Indonesia yang resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945.
A.    Pengertian Pancasila
Sebelum kita membahas isi arti dan fungsi Pancasila sebagai dasar Negara maka terlebih dahulu perlu dibahas asal kata dan istilah “Pancasila” beserta makna yang terkandung di dalamnya. Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sanksakerta dari India (bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Sedangkan pengertian Pancasila secara Historis pada tanggal 1 juni 1945 di dalam sidang Ir. Soerkarno berpidato secara lisan (tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar Negara Indonesia. Kemudian untuk memberi nama istilah dasar Negara tersebut Soekarno memberi nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas sara dari salah seorang temannya yaitu seoarng ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkanlah UUD 1945 termasuk dalam pembukaan UUD 1945 di mana termuat isi rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar Negara yang diberi nama Pancasila.
B.     Inti Isi Sila-sila Pancasila
Sebagai saatu dasar filsafat Negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Meskipun dalam setiap sila terkandung  nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya namun kesemuannya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila adalah sebagai berikut :
1.      Sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa Negara yang didirikan adalah sebagai pengejawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa. Negara Berketuhanan Yang Maha Esa  mengandung konsekuensi bahwa Negara memberkan kebebasan yang asasi terhadap semua warganya untuk percaya dan menyakini adanya Tuhan sesuai dengan keyakinan agama masing-masing.
2.      Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Sila kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, kemasyarakatan. Dalam sila ini terkandung nilai-nilai bahwa Negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat sebagai makhluk hidup yang beradab. Oleh karena itu itu dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundang-undangan Negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat manusia, terutama hak-hak, kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam peraturan perundang-undangan Negara. Kemusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umunya baik terhadap diri sendiri terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungan.
3.      Persatuan Indonesia. Dalam sila ini terkandung nilai bahwa Negara adalah sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia monodualis yaitu sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama diantara elemen-elemen yang membentuk Negara yang berupa, suku, ras, kelompok, golongan maupun kelompok agama. Oleh karena itu perbedaan adalah merupakan bawaan kodrat manusia dan juga merupakan ciri khas elemen-elemen yang membentuk Negara. Perbedaa bukanya untuk diruncingkan menjadi konflik dan permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesis yang saling menguntungkan yaitu persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama.
4.      Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusywaratan/Perwakilan. Hakikat rakyat adalah merupakan sekelompok manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa yang bersatu yang bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah Negara. Rakyat adalah merupakan subjek pendukung pokok Negara. Negara adalah dari, oleh, dan untuk rakyat, oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal mula kekuasaan Negara. Sehingga dala sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak harus dilaksanakan dalah hidup Negara. Maka nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam sila keempat adalah demokrasi yang tidak  hanya mendasarkan  pada kebebasan individu. Demokrasi dalam sila keempat adalah demokrasi yang mendasarkan pada moral Ketuhanan, kemanusiaan, dan nilai persatuan. Oleh karena itu demokrasi yang didasari oleh hikmat kebijaksanaan meletakkan kedaulatan ditangan rakyat, dengan didasari oleh moral kebijaksanaan untuk kehidupan bersama yang harmonis, bukan persaingan bebas menguasai yang lainnya.
5.      Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam sila ini terkandung nilai-nilai yang merupakan tujuan Negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Maka di dalam sila kelima tersebut terkandung nilai keadilan yang harus terwujud dalam kehidupan bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut didasari dan dijiwai oleh hakikat keadilan kemanusiaan yaitu keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat, bangsa dan negaranya serta hubungan manusia dengan Tuhannya.

Sumber :
Kaelan. 2016. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma.

Selasa, 08 Januari 2019

Media dan Sumber Pembelajaran Pkn di SD

MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN PKn di SD


Belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang efektif antara peserta didik dan pendidik. Pendidik berperan sebagai penyampai pesan, sementara peserta didik merupakan penerima pesan. Idealnya pesan yang disampaikan oleh penyampai pesan kepada penerima pesan dapat diterima secara optimal. Akan tetapi dalam proses berlangsungnya komunikasi ini kadang-kadang pesan yang sampai kepada penrima pesan tidak sesuai dengan harapan pengirim pesan.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya media yang dapat menjadi perantara agar komunikasi antara peserta didik dengan gru berlangsung optimal. Peran media pembelajaran disini sebagai alat untuk memudahkan peserta didik dalam menerima pesan dari guru. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan zain (2002: 136) menuliskan bahwa kata media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium. Sementara itu definisi media menurut AECT, 1977 seperti dikutip Arief S. Sadiman, dkk, (1986:19) bahwa media adalah perangkat lunak (software) yag berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut. Nana Sudjana dan Ahmad Rifai (2005:1) menyatakan bahwa media pengajaran merupakan alat bantu mengajar. Kedudukan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang diatur oleh guru.
Berdasarkan pengertian media dari beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media pengajaran adalah sebuah alat bantu untuk mempermudah sampainya materi pelajaran kepada siswa. Dengan adanya media pengajaran yang digunakan guru diharapkan dapat mengkongkritkan konsep-konsep abstrak yang ada dalam materi pelajaran, khususnya PKn, mengingat banyak materi dalam mata pelajaran ini yang sifatnya abstrak.

Kehadiran media pengajaran dalam sebuah proses belajar mengajar merupakan hak yang penting. Menurut Nana Sudjanah dan Ahmad Rifai (2005:2) alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar mengajar siswa adalah:
1.      Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2.      Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3.      Metode pengajar akan lebih bevariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehigga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar untuk setiap jam pelajaran. Hal ini sangat mendukung untuk digunakan guru disekolah dasar menginggat keberadaannya sebagai guru kelas yang mengajar secara terus-menerus.
4.      Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain. Oleh karena itu media pengajaran yang dibuat guru hendaknya membuka kesempatan epada siswa untuk ikut serta aktif dalam memanfaatkannya.
Untuk dapat menggunakan media pengajaran yang berfungsi optimal dalam mempertinggi kualitas pengajaran, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru sebagai berikut :
1.  Guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran antara lain jenis dan manfaat media pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media pengajaran, menggunakan media pengajaran, menggunakan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjut penggunaan media dalam proses belajar siswa.
2.    Guru terampil membuat media pengajaran, terutama media dua dimensi atau media grafis, dan beberapa media tiga dimensi, serta media proyeksi.
3.  Guru memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses pengajaran. Apabila nilai penggunaan media pengajaran tidak dapat mempertinggi kualitas hasi pengajaran, maka hendaknya guru tidak menggunakannya dan memilih cara lain di luar penggunaan media pengajaran tersebut. (Nana Sudjana dan Ahmad Rifa’i, 2005: 4)
Sementara itu ada beberapa penyebab orang memilih media pengajaran antara lain adalah :
1.      Bermaksud menjelaskan isi yang terdapat dalam media pengajaran tersebut.
2.      Sudah akrab dengan penggunaan media yang dipilihnya.
3.      Ingin memberikan gambaran yang lebihjelas atau kongkrit.
4.    Yakin bahwa media pengajaran dapat berfungsi lebih untuk mempertinggi kualitas pembelajaran. 

    D. Macam-Macam Media dalam Pembelajaran
1.      Media Visual
a.       Gambar
b.      Bagan atau Chart
c.       Kartun
d.      Peta/Globe
2.      Media Audio
3.      Media Audio Visual

1.      Pengertian Sumber Belajar
Sumber belajar merupakan sumber yang dapat dipakai oleh siswa baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan siswa lainnya untuk memudahkan belajar (Hamalik dalam Trimo, 2008). Sementara menurut Suharjo, 2006: 107, menyatakan bahwa sumber belajar adalah segala sumber (data, manusia, dan benda) yang dapat digunakan oleh siswa baik secara sendiri maupun bersama-sama, biasanya dalam suatu cara yang informal untuk membantu belajar.
Dari pendapat diatas jelas bahwa sumber balajar tidaklah harus berbentuk bahan cetak atau buku saja tetapi bisa pula dalam bentuk yang lain. Yang jelas bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber belajar jika keberadaannya dapat dimanfaatkan baik oleh guru maupun siswa untuk mempermudah jalannya proses pembelajaran.
2.      Macam-Macam Sumber Belajar
Ada dua macam sumber belajar, yaitu sumber belajar yang memang di kembangan dan disiapkan yang disebut dengan resources by design dan sumber belajar yang tidak direncanakan secara khusus untuk pengajaran, tetapi dapat digunakan untuk belajar yang disebut dengan resources by utilization. Sumber-sumber belajar itu meliputi:
a.       Message (pesan)
b.      Material
c.       Alat (device)
d.      Teknik
e.       Setting
f.       Manusia

3.      Lingkungan sebagai sumber belajar PKn di sekolah dasar.
Dengan melihat uraian pembelajaran PKn di Sekolah Dasar diatas, maka jelaslah bahwa pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran PKn di Sekolah Dasar sangatlah penting. Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar bagi proses pembelajaran di Sekolah Dasar, maka siswa tidak hanya mendapatkan materi ajar dari buku semata, akan tetapi mereka mampu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini akan sangat berguna bagi tercapainya tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar. Pemanfaatan lingkungn sebagai sumber belajar dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar dapat diidentifikasi sebagai berikut:
a.       Pemanfaatan Lingkungan Sosial
b.      Pemanfaatan Lingkungan Budaya
c.       Pemanfaatan Lingkungan Alam

Simpulan

Berdasarkan penjelasan tentang media dan sumber belajar PKn SD diatas dengan beberapa hal yang terdapat dapat di dalamnya adalah sebagai pendidik sebaiknya memahami dan mampu mengaplikasikan materi tersebut dalam proses belajar mengajar karena guna mempermudah siswa dalam memahami pelajaran dan memudahkan guru dalam menyampaikan pelajaran.

Sumber :
Fathurrohman, dkk. 2011. PEMBELAJARAN PKn DI SEKOLAH DASAR (Untuk PGSD dan Guru SD). Bantul : Nuha Litera.






Minat Belajara Siswa Terhadap Pembelajaran Matematika





Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Pembekalan dasar Matematika dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kreatif dan kemampuan bekerja sama. Matematika masih dipandang sebagai salah satu bidang studi yang tidak disenangi atau bahkan paling dibenci, masih melekat pada kebanyakan siswa yang mempelajarinya.
 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan batuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan diri peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses membentuk peserta didik agar dapat belajar dengan baik.   
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta daapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai notasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai pelajaran sehingga mencapai suatu objek yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhu perubahan sikap (aspek afektif), setra keterampilan (aspek psikomotor) peserta didik. Pengajaran memberi kesan sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pengajaran juga mensyaratkan adanya interaksi antara guru dan peserta didik.
Setiap peserta didik memiliki kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda, sehingga tiap individu memiliki tingkat kesulitan dalam pembelajaran Matematika yang berbeda pula. Tetapi, sering kali peserta didik tidak terbuka tentang kesulitan  yang dialami. Sehingga timnul masalah pembelajaran yang tidak mendapatkan solusi yang tepat.
Dalam permasalahan tersebut pendidik juga mempunyai peran penting dalam menyelesaikan masalah tersebut. Meningkatkan kepekaan pendidik terhadap masing-masing siswa, dapat memuat peserta didik terbuka dalam menyampaikan kesulitan yang dialami saat belajar.
 A.    Minat Belajar
Minat merupakan perasaan yang didapat karena berhubungan dengan sesuatu. Minat itu dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi kegiatan belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan terhadap minat-minat baru. Jadi, minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan cenderung mendukung aktivitas belajar berikutnya. Oleh karena itu minat sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar. Hal tersebut diungkapkan oleh Syaiful Bahardi Djarmarah (2008:113).
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu yang berasal dari luar diri. Semakin kuat hubungan tersebut, maka semakin besar minatnya (Slameto, 2008:28).
Berdasarkan penjelasan di atas maka, dapat disimpulkan bahwa minat bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahiriah yang bersifat tetap dan tak berubah. Tetapi, minat dapat timbul dan tumbuh ketika seseorang mulai memmbuka diri dan pikiran terhadap hal yang baru.
B.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhu Minat Belajar
 Menurut Slameto (2010:180) beberapa indikator belajar yaitu: perasaan senang ketertarikan, penerimaan, dan keterlibatan siswa. Dari beberapa definisi yang dikemukakan mengenai indicator minat belajar tersebut di atas, dalam penelitian ini menggunakan indikator minat yaitu, perasaan senang. Apabila seorang peserta didik memiliki perasaan senang terhadap pelajaran tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar.  Contohnya yaitu senang mengikuti pelajaran, tidak ada perasaan bosan, dan hadir saatcpelajaran.
Faktor lain yang mempengaruhi minat belajar peserta didik adalah keterlibatan peserta didik. Ketertarikan seseorang akan suatu obyek mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek tersebut. Contoh:  aktif dalam diskusi, aktif bertanya, dan aktif menjawab pertanyaan dari guru.
Dan yang terakhir adalah perhatian peserta didik. Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam penggunaan sehari-hari , perhatian peserta didik merupakan konsentrasi pesetan didik terhadap pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Peserta didik memiliki minat pada obyek tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek tersebut. Contoh: mendengarkan penjelasan guru dan mencatat materi.
C.     Minat Belajar Siswa Terhadap Pembelajarn Matematika
Minat belajar siswa memiliki pengaruh terhadap pembelajaran Matematika. Dimana minat dapat menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik terhadap Matematika. Minat dapat ditumbuhkan dalam diri siwa. Guru memiliki peran dalam menumbuhkan minat belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap matematika adalah dengan menanamkan mind set baru tentang matematika.
Sering kali peserta didik memiliki mind set bahwa Matematika adalah sebuah momok menakutkan dalam hal pembelajaran. Sebagai guru, mengubah pola pikir peserta didik merupakan cara yang paling dasar, supaya peserta didik dapat menerima Marematika sebagai hal yang baru dan menyenangkan. Peran guru juga untuk meracik cara pengajaran dan pembelajaran Matematika semenarik mungkin. Sehingga, peserta didik perlahan dapat menumbuhkan minat belajar terhadap Matematika.
Ketika peserta didik mulai memiliki minat terhadap matematika maka, meskipun peserta didik mendapatkan kesulitan dalam pembelajaran mereka tidak akan lagi memiliki kecenderungan untuk menyerah dalam menyelesaikan soal tersebut. Karena ketika pesert didik memiliki minat maka, akan timbul rasa ingin tahu peserta didik untuk menemukan jawaban dari soal tersebut.
Selain dalam proses pemecahan masalah, minat juga dapat meningkatkan daya tangkap pserta didik terhadap pelajaran matematika yang diberikan guru. Dimana pikirannya mulai terarah kepada pembelajaran dan dapat mengikuti alur pembelajaran tersebut. Hal inni mempunyai dampak besarbagi peserta didik. Hal ini karena,  pembelajaran matematika yang disampaikan guru dapat diterima peserta didik dengan baik dan tujuan dari pembelajaran pun dapat dicapai, baik oleh guru maupun peserta didik.

Simpulan:
Agar pelajaran matematika tidak menjadikan momok menakutkan bagi peserta didik, banyak hal-hal yang harus diperhatikan oleh guru karena guru mempunyai andil yang cukup besar dalam meningkatkan minat siswa belajar matematika.Gaya, metode dan teknik guru dalam mengajar mempunyai pengaruh yang cukup signifikan menarik siswa terhadap pelajaran matematika. Mengetahui kesenangan siswa akan sedikit membantu dalam menyelesaikan benang kusut berkaitan dengan rendahnya minat peserta didik terhadap matematika.

Pendidikan Pancasila

Pancasila adalah dasar fisafat Negara Republik Indonesia yang resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum d...